Kamis, 14 Februari 2013

ANALISIS SUMBER RESIKO


ANALISIS SUMBER RESIKO
Tabel 1. Sumber RisikoSumberContoh risiko yang timbul

Sumber
Contoh resiko yang timbul
Internasional

Ketidak stabilan pemerintah local
Ketidak stabilan kebijakan pemerintah setempat
Risiko perubahan kurs mata uang
Resesi dunia

Domestik
Resesi
Inflasi atau deflasi
Perubahan tingkat bunga
Perubahan demografis
Perubahan kebijakan dalam negeri
Perubahan politik dalam negeri

Industri
Perubahan teknologi
Persaingan
Perubahan kekuatan tawar menawar dalam industry
Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan industry
Perusahaan

Perubahan manajemen
Perubahan strategi
Risiko terkena bencana
Risiko terkena tuntutan hukum


Meskipun risiko-risiko diatas secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perusahaan, tetapi perusahaan harus memperhatikan risiko-risiko yang mempunyai konsekuensi keuangan perusahaan.

Tabel 2. Kegiatan perusahaan dan aliran kas yang dihasilkan atau dibutuhkan
Kegiatan perusahaan
Kemampuan perusahaan menghasilkan kas
Kebutuhan yang menggunakan kas
Analisis yang digunakan
operasi
Profitabilitas
 perusahaaan
Kebutuhan modal kerja
Likuiditas jangka pendek
Investasi
Penjualan aset perusahaan
Kebutuhan investasi padaaktiva baru
Likuiditas jangka panjang
Pendanaan
Kapasitas meminjam
Membayar hutang dengan bunga dan kewajiban lainnya
Likuiditas jangka panjang


Analisis risiko dibagi menjadi dua bagian:
1. analisis risiko jangka pendek: memfokuskan pada kemampuan perusahaan memenuhikewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun)
2. Analisis risiko jangka panjang: memfokuskan pada kemampuan perusahaanmemenuhi kewajiban jangka panjangnya (lebih dari satu tahun)

Risiko dikelompokkan menjadi dua:
1.Risiko spesifik: dapat dihilangkan dengan diversifikasi
2.Risiko sistematis: risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi


Tabel 3. Skema analisis risiko
Likuiditas jangka pendek
Kemampuan
Kebutuhan
Rasio lancar 
Rasio quick 
Rasio aliran kas operasional
terhadap hutang lancar 
Analisis rasio aktivitas modal kerja
Rasio Interest Coverage
Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
Rasio aliran kas operasional terhadap pengeluaran modal

Aktiva lancar 
Aktiva lancar 
Aliran kas dari operasi

Perputaran piutang dagang dan persediaan
Pendapatan sebelum bunga dan pajak 
Aliran kas dari operasi
Aliran kas dari operas
Hutang lancar 
Hutang lancar 
Hutang lancar 

Perputaran hutang
dagang
Biaya bunga
Total hutang
Pengeluaran modal


RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PENDEK
Ada enam rasio yang bisa dipakai untuk memperkirakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya. Tiga rasio berkaitan dengan besarnya sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu: rasio lancar,rasio quick dan rasio aliran kas operasional terhadap hutang lancar. Tiga rasio lainnya berkaitan dengan besarnya modal kerja yang diperlukan untuk tingkat penjualan yang tertentu: perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran hutang dagang
•Rasio lancar
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio inimenunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti tercantum pada neraca.
Rasio lancar dipengaruhi beberapa hal:
1.Apabila perusahaan menjual surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagaiaktiva lancar dan menggunakan kas yang diperolehnya untuk membiayai akuisisi perusahaan tersebut terhadap beberapa perusahaan lain atau untuk aktivitas lain, rasiolancar bisa mengalami penurunan.
2.Apabila penjualan naik, sementara kebijakan piutang tetap, piutang akan naik dan memperbaiki rasio lancar.
3.Apabila supplier melonggarkan kebijakan kredit mereka, missal dengan memperpanjang jangka waktu hutang, hutang akan naik dan ini akan mengurangi rasio lancar.
4.Perubahan prinsip akuntansi juga akan mempunyai pengaruh terhadap rasio lancer
  • Rasio Quick 
Rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebihcepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka dalam perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi(numerator ). Meskipun demikian, analis harus berhati-hati dengan klasifikasi semacam ini. Pada beberapa industri barangkali persediaan akan berubah cepat menjadi kas, lebih cepat dibandingkan piutang dari industri lain.Rasio quick 
bisa mengalami penurunan. Penurunan ini bisa disebabkan karena penjualan surat-surat berharga. Secara umum rasio lancer dengan rasio quick mempunyaikorelasi yang tinggi. Kecuali apabila terjadi perubahan-perubahan pada persediaan, maka kedua rasio tersebut mungkin akan menghasilkan informasi yang berbeda

Rasio aliran kas terhadap hutang lancar
Rasio ini digunakan untuk melengkapi rasio-rasio sebelumnya sekaligus untuk mengatasi kelemahan-kelemahan rasio-rasio di atas. Aliran kas dari operasi dilaporkandalam laporan aliran kas. Kas tersebut merupakan kelebihan kas yang diperoleh darioperasi setelah semua kebutuhan modal kerja dan pembayaran hutang lancar telahdipenuhi. Karena angka yang dibagi dalam persamaan ini adalah aliran kas dalam satu periode, maka pembagi, agar konsisten, yang dipakai adalah rata-rata hutang lancar pada periode tersebut.
 
Rasio aliran kas terhadap hutang lancar = aliran kas dari operasi (sebelum item-itemluar biasa)/ rata-rata hutang lancar 
Rasio aktivitas modal kerja
Siklus suatu bisnis bisa digambarkan sebagai berikut ini.Kas keluar kas masuk Untuk membayar bahan mentahDari pembeliPertama kali perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar bahan mentah danmembayar karyawan. Pembelian bisa dilakukan dengan kas, tetapi juga bisa dilakukandengan kredit yang berarti perusahaan memperoleh subsidi dari supplier. Setelah itu barang diproduksi dan kemudian disimpan dalam persediaan. Apabila penjualan terjadidan penjualan tersebut dalam bentuk kredit, maka timbul piutang. Setelah piutangtersebut dibayar, perusahaan menerima kas kembali.Siklus kas dihitung dengan formula semacam ini:
Siklus kas = rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan – rata-rata umur hutang. Hutang dipakai sebagai pengurang karena dengan menggunakan hutang perusahaan tidak perlu membayar kas terlebih dulu (menunda kas keluar), dan ini akanmemperpendek siklus kas. Untuk melihat rata-rata umur piutang, hutang, dan persediaan,kita harus menghitung perputaran aktiva-aktiva tersebut. Berikut ini perhitungannya.
Perputaran piutang  = penjualan/rata-rata piutang
Perputaran persediaan = harga pokok penjualan / rata-rata persediaan
Perputaran hutang = pembelian/ rata-rata hutang
Pembelian = harga pokok penjualan + persediaan akhir – persediaan awal Setelah perputaran tersebut dihitung, langkah selanjutnya dalah menghitung jangkawaktu rata-rata untuk tiap aktiva atau hutang tersebut.
Rata-rata umur piutang = 365 / perputaran piutang
Rata-rata umur persediaan = 365 / perputaran persediaan
Rata-rata umur hutang = 365 / perputaran hutang

RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG
Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan memenuhikewajiban-kewajiban jangka panjangnya.Risiko likuiditas jangka panjang dapat dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini
1.Rasio hutang (debt ratio)
2.Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
3.Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
4.Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masuk. Profitabilitas yang bagus mencerminkankemampuan perusahaan memperoleh aliran kas yang baik dan risiko yang lebih kecil.
1.Rasio Hutang
Untuk mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal suatu perusahaan. Ada beberapa variasi perhitungan rasio hutang.

•Rasio hutang jangka panjang
= hutang jangka panjang/ (hutang jangka panjang + modal saham)
•Rasio hutang modal saham
= hutang jangka panjang/ modal saham
•Rasio hutang jangka panjang total aset
= hutang jangka panjang/total aset
•Rasio total hutang total aset
= total hutang/ total asset
Keempat rasio tersebut akan memberikan informasi yang sama mengenai kondisihutang jangka panjang suatu perusahaan. Item-item Off Balance Sheet Rekening off balance sheet kelihatannya tidak mempunyai pengaruh terhadap neraca karena tidak tercantum di neraca, meskipun sebenarnya mempunyai pengaruh.Penyes uaian bisa dilakukan dengan memasukkan item-item off balance sheet kedalam analisis. Penghilangan semacam ini membuat neraca nampak lebih baik, totalkewajiban bisa berkurang dan perusahaan nampak akan lebih kecil risikonya

Contoh beberapa item yang bisa “dihilangkan” dalam neraca yaitu sewa asset (leasing ). Leasing bisa masuk ke neaca apabila jenisnya capital lease. Tapi jika jenisnya operating lease, maka sewa hanya akan dicatat sebagai beban sewa danmasuk dalam laporan laba rugi. Tapi walaupun tidak masuk dalam neraca, itutermasuk contoh biaya yang bersifat tetap.Item lain yang mirip leasing adalah cadangan pensiun karyawan. Itu termasuk kewajiban tetap yang harus dipenuhi perusahaan. Dengan memasukkan item-item off balance sheet, likuiditas jangka panjang akan semakin tinggi

ANALISIS ALIRAN KAS



ANALISIS ALIRAN KAS
Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Ada beberapa situasi dimana perusahaan yang mempunyai keuntungan yang bagus, ternyata tidak mampu memenuhi kewajibannya karena tidak mempunyai kas yang cukup untuk membayar kewajibannya tersebut.
Aliran Kas dan Hubungan dengan Siklus Kehidupan Produk
Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan, aliran kas dari operasi biasanya negatif. Hal ini mencerminkan investasi  perusahaan untuk membangun infrastruktur produk baru, seperti membangun pabrik, melakukan promosi gencar; sementara itu aliran kas masuk dari penjualan produk masih kecil.
Pada tahap pertumbuhan, produk mulai diterima oleh konsumen dan permintaan mulai tumbuh pesat. Pada tahap ini aliran kas masuk mulai meningkat, tetapi investasi masih diperlukan terutama untuk investasi pada piutang dan persediaan.
Pada tahap pendewasaan, pola aliran kas berubah cukup drastis. Pada tahap ini aliran kas keluar tidak lagi besar seperti pada tahap-tahap sebelumnya, karena pada tahap ini tidak diperlukan lagi investasi pada pembangunan kapasitas; investasi hanya diperlukan untuk memelihara atau merawat pabrik.
Pada tahap penurunan , aliran kas yang dihasilkan dari operasi dan investasi akan mengalami penurunan, sementara aliran kas keluar teruama dipakai untuk melunasi hutang, karena adanya kecenderungan aliran kas negatif.
Perhitungan Aliran Kas
Persamaan akuntansi bisa ditulis sebagai berikut :
Aktiva   = Hutang+Modal saham
Kesamaan diatas berlaku untuk neraca pada setiap periode (pada awal dan juga pada akhir periode). Jika analisis mengurangkan jumlah – jumlah aset (aktiva), hutang, dan modal saham pada awal periode dengan jumlah-jumlah pada akhir periode, maka akan memperoleh kesamaan berikut :
Tambahan aktiva   = tambahan hutang+ tambahan modal saham
Kemudian tambahan aktiva bisa dipecah lagi menjadi tambahan aktiva kas dan tambahan aktiva non-kas :
Aktiva kas aktiva non  kas  hutang  modal saham
Persamaan diatas bisa diubah sebagai berikut :
Kas hutang modal saham aktiva non kas
Laporan aliran kas melaporkan penyebab-penyebab perubahan kas pada periode yang tertentu.dari beberapa persamaan diatas, kita bisa melihat bahwa perubahan kas sama dengan perubahan komponen-komponen lain dalam neraca.

Penyusunan Laporan Arus Kas

Berikut ini dijelaskan mengenai Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan:
1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya:
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.